Kamis, 11 April 2013

Negri'ku Tercinta Tanat Evav - Maluku Tenggara

Kepulauan Kei di Indonesia berada di bagian Tenggara Kepulauan Maluku 

Letak Geografis

Penduduk setempat menyebut kepulauan ini Nuhu Evav ("Kepulauan Evav") atau Tanat Evav ("Negri Evav"), tetapi dikenal dengan nama Kei atau Kai oleh penduduk dari Pulau-Pulau tetangga.
Kepulauan ini terletak di selatan jazirah kepala burung Irian Jaya, di sebelah barat Kepulauan Aru, dan di timur laut Kepulauan Tanimbar.

Kepulauan Kai Terdiri dari sejumlah Pulau, diantaranya:
- Kei Besar (Nuhu Yuut atau Nusteen)
- Kei Kecil (Nuhu Roa atau Nusyanat)
- Tanimbar Kei (Tnebar Evav)
- Kei Dullah ( Du )
- Dullah Laut (Du Roa)
- Kuur
- Taam
- Tayando (Tahayad)

Setelah pemekaran Kota Tual tahun 2008 sebagai Kota Administratif, maka Pulau Dullah, Pulau Kuur, Pulau Taam dan Tayando menjadi daerah Kota Tual. Sedangkan Pulau Kei Kecil, Kei Besar, Tanimbar Kei menjadi Daerah Kabupaten Maluku Tenggara (Kabupaten Induk) dengan Ibukota Kabupaten Langgur (terletak di Kei Kecil). Sejak 1 Januari 2010 Pusat Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara resmi berada di Langgur walaupun penyerahan aset Kabupaten ke pemerintah Kota Tual baru dilaksanakan tanggal 23 Januari 2010.

Selain itu masih terdapat sejumlah Pulau kecil tak berpenghuni. Total luas area daratan kepulauan kei adalah 1438 km² (555 mil²).

Kei Besar bergunung dan berhutan lebat. Kei kecil datar dan memiliki populasi terbanyak.

Sejarah Lisan.

Penduduk Kepulauan kei hampir tidak memiliki catatan sejarah tertulis. Sebaliknya mereka memiliki Tom-tad, yakni hakikat-hakikat lisan yang disertai dengan benda-benda warisan tertentu sebagai penjamin keontentikan hikayat itu. Sebagian besar hikayat ini dibumbui dengan dongeng atau lambang-lambang, akan tetapi dianggap sepenuhnya benar secara harafiah oleh pribumi kepulauan ini pada umumnya.

Menurut hikayat setempat, leluhur orang kei berasal dari bali, wilayah kerajaan Majapahit di kawasan Barat Nusantara.
Konon 2 perahu utama berlayar dari Pulau Bali, masing-masing dinahkodai oleh Hala'ai Deu dan Hala'ai Jangra. Setibanya di Kepulauan Kei dua perahu ini berpisah. Perahu rombongan Jangra menepi di Desa Ler-Ohoilim, pulau Kei Besar. Dan perahu rombongan Deu berlabuh untuk pertama kalinya di Desa Letvuan, Pulau Kei Kecil.

Letvuan dijadikan pusat pemerintahan, tempat dikembangkannya Hukum Adat "Larvul Ngabal" (Darah Merah dan Tombak Bali) atas gagasan Putri Dit Sakmas.
Bukti hubungan dengan Bali ini di kei kecil mencakup beberapa benda warisan dan sebuah tempat berlabuh yang dinamakan Bal Sorbay (Bali-Surabaya), yakni tempat perahu keluarga kerajaan itu dulu berlabuh.

Selain Bali, orang kei yakin bahwa negri-negri asal Leluhur mereka mencakup Sumbau (Pulau Sumbawa), Vutun (Buton), Seran Ngoran (Pulau Seram dan Gorom di Maluku Tengah), serta Dalo Ternat ( Jailolo dan Ternate).



Sumber: wikipedia Maluku Tenggara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih telah menyempatkan diri untuk
membaca artikel di atas. Sekarang waktunya untuk
memberikan komentar, saran, kritik atau masukan
demi karya yang lebih baik lagi.