Kamis, 21 September 2017

Sejarah Marga Letsoin

LETSOIN"


SEJARAH MARGA LETSOIN DAN KEPEMILIKAN SAH PULAU 10 ATAU NUHU VUT


_________________Pengantar________________

Sebagai adat masyarakat Kei dan anak asli debut khususnya Anak dengan marga atau faam Letsoin harus mampu mengetahui secara pasti dan tepat sejarah dan asal usul dari marga Letsoin itu sendiri serta Desa yang dia punya secara spesifik pula.
Baiklah di sini penulis ingin menuturkan atau menyampaikan asal usul Marga besar Letsoin itu sendiri sehingga bisa menambah wawasan atau dan pengetahuan para pembaca khususnya untuk keluarga yang jauh dan belum mengetahui asal usulnya dengan pasti. Sehingga apabila mendengar cerita dengan versi lain bisa menjadikan ini sebagai acuan atau referensi pembanding😊.
Tabe






RINGKASAN

Orang Letsoin secara hukum dari dengan moyang bernama BES Anak MANKIL yang mati dikuburkan di ohoinangan di tepi sebuah titian(Let ni Soin) kepindahan mereka karena hal atau peristiwa perkawinan antara ras atau kasta yang dilakukan oleh saudaranya BES di Ohoimel,keturunan ini tersebar ada yang kepulau Tam dan adapula ke Kur. Sedangkan yang tinggal membuat kampungnya bernama Debut. Barang barang peninggalan baik dari Bali maupun Kei Besar dibawah serta dalam kepindahan itu hingga di Debut dan terjaga utuh hingga kini.
Salah satu moyang perempuan istri dari Vatsibit membuat perlombaan secara simbolis terhadap pulau pulau kecl dan akhirnya dia memiliki 15 buah pulau yang dalam istilah bahasa Kei saat itu Yan Ras Vut Lim moyang perempuan itu bernama Te Debuut dan anak cucunya berada di debut hingga kini.
Kepemilikan 15 buah pulau itu berubah menjadi 10 buah pulau dalam proses sejarah.
Kepemilikian pulau pulau kecil itu dilambangkan dengan batu jangkar yang berada di debut dijaga oleh Orang Letsoin yang selalu dibawa-bawa berpindah termasuk saat melakukan perlombaan perebutan oleh Te Debuut sendiri.
Dari Debut terpencarlah beberapa keluarga ke kampung kampung seperti Dian Darat,Dian Pulau,Wirin dan Ngabub. Alasan kepindahan ini bermacam macam ada yang karena perkawinan,ada yang karena pengaturan dan ada karena pelanggaran pelanggaran tertentu.
Khusus Letsoin di Oholilir mereka diutus untuk tinggal disana menjaga hak petuanan orang Letsoin. Dengan adanya kampung Debut terbentuk dan pembauran karena perkawinan maka milik Orang Letsoin sudah menjadi milik Debut hanya karena pergeseran nilai nilai budaya yang dilakukan oleh oknum oknum tertentu di dalam desa Debut sehingga generasi Letsoin di Debut sekarang ini ingin mengembalikan posisi adat sesuai dengan pengaturan para Leluhur.
Kepemilikan pulau pulau kecil itu dilambangkan dengan dengan batu Jangkar yang berada di Debut dijaga oleh Orang Letsoin.
Demikian ringkasan tentang sejarah perjalanan orang orang Letsoin dan kepemilikan atas Nuhu Vut yang saya persembahkan untuk menjadi bahan referensi mengenai sejarah marga Letsoin dan kepemilikan 10 pulau.



A. ASAL USUL

Konon menurut cerita turun temurun bahwa ada satu kelompok besar orang yang datang dari Bali,menyusuri pulau pulau selatan Nusantara menuju ketimur dengan hanya berpedoman pada arah terbit dan terbenamnya matahari sedangkan dimalam hari menggunakan petunjuk cahaya bintang dan akhirnya tiba dan menetap di Nuhu Evav sekarang ini.
Mereka Menamai Nuhu Evav berdasarkan pada suatu pagi yang cerah tampaklah oleh mereka suatu daratan memanjang letaknya di bahagian selatan (Havav) menurut perkiraan mereka layaknya seperti sebuah seludang kelapa(Mitin), lengkapnya " Mitin Naa Havav". Karena perubahan lafal maka jadilah Nuhu Met Evav (Nuhu : Daratan/ Pulau; Evav/Havav : letak agak Kebawah atau Selatan.
Kelompok mereka terdiri dari 7 keluarga atau 7 orang putra dengan 2 armada.
Diantara mereka terdapat seorang nenek yang biasa dipanggil "DIT RAHRENG" yang menggambarkan atau melukis(reng waus) kapal diatas pasir. Dengan kekuatan doa maka jadilah seperti yang dikehendakinya yaitu 2 buah kapal yang mereka tumpangi itu. Mereka tiba di daratan mitin Havav itu, tempat mereka menambatkan perahu itu dinamai " NGUR WANG AI NAW". Rumah tempat tinggalpun dibuat di situ, anak cucu menyebut perkampungan itu dengan nama Rahareng ; berdasarkan nama Dit Rahareng. Batu jangkar itu dibawa serta sebagai perlengkapan perahu layar masih tersimpan di Debut oleh keluarga Letsoin hingga kini, di sebut Vat Sin Bal.
Beberapa lama mereka berpindah lagi karena gangguan keamanan di pantai akhirnya mereka membuat perkampungan tetap dan menggambarkan keadaan kota asal mereka Bali. Kot Ravat atau perkampungan mereka dinamakan Kot Rusbal artinya kota yang menggambarkan keadaan asal mereka yaitu Bali, lengkapnya benteng pertahanan selain batu jangkar tadi ada lagi barang bawaan lain seperti batu berupa prasasti dengan tulisan tulisan kuno yang disimpan oleh keluarga Kadtabalubun/Kadmaerubun di Desa Wab. Bukan cuma itu, ada pusaka peninggalan mereka yang diketahui tersimpan pada keluarga Letsoin di desa Debut adalah Mas Tomat Waun (mas adat kei yang berupa manusia) bercirikhas Bali.
Ada juga Mas A Roo yaitu mas pusaka yg berubah warna setiap saat seperti pelangi tersimpan oleh keluarga Kadtabalubun di Wab juga. Daerah kekuasaan dari desa Rahareng sekarang ini sampai ohoi wang dan Ohoinangan disebut Ngur Wang Ai Naw.

Tentang yang terurai di atas dibuat Tuk Wawar pertama yang berbunyi : 

" Sa............Ub Havet haren faren rumfit turnai Humei raan ru rtev Kot Rusbal Endok Ngur Wang Ai Naw" 

Arti kata : 
Ub Havet ( Ub Nus) : moyang,leluhur
Haren : generasi kelima sesudah Tikan, Nusin, ubun dan yanan
Rumfit : 7 keluarga/7 bersaudara
Rtev : membuat/membangun/meletakan
Kot Rusbal: Kota/tempat tinggal/ perkampungan yg menggambarkan Bali/benteng pertahan
Wang Ai Naw: Daerah kekuasaan mereka

Pengertian:

Tercetuslah Ut utuk pertama ini pada beberapa generasi kemudian bahwa pada awalnya terdapat 7 orang saudara atau 7 keluarga yang berlayar dengan 2 buah perahu tiba di tempat yang namanya Wang Ai Naw membangun pemukiman dengan Benteng yang sangat kokoh namanya Kot Rusbal.
Bukti peninggalan / reruntuhan Kot Rusbal ini masih ada di ohoinangan hingga kini orang orang disana(ohoinangan) menyebutnya sebagai desa atau ohoi debut karena diketahuinya bahwa mereka yang diberikan hak sebagai penguasa di tempat itu sekarang berada di desa Debut, itu lah orang orang marga Letsoin.
Kot rusbal didirikan sebagai pusat kota di wilayah itu dan ditetapkan sebagai lambang Yot yakni pemberlakuan aturan aturan kehidupan sosial kemasyarakatan, termasuk larangan kawin campur antar ras(pusat kebudayaan) mungkin saja dari Yot ini muncullah sebutan Yuut untuk wilayah Kei Besar secara keseluruhan.

(Benteng pertahanan yang tingginya sekitar 7 meter)

"


B. KEHIDUPAN SOSIAL KEMASYARAKATAN

Salah satu putra atau tokoh dari ke 7 saudara itu namanya Mankil (Monkil ; dialek di kei besar) mereka sangat patuh pada aturan aturan yang dibawa dari daerah asalnya Bali. Budaya hidup bermasyarakat sangat dipelihara seperti kehidupan di negeri asalnya, seperti perkawinan antar ras. Hal ini menimbulkan kekuatiran atas pelanggaran aturan yang telah disepakati, dan ini sangatlah mendasar apalagi saat itu baik berasal dari daerah yang sama yaitu bali maupun dari daerah lain. Mereka juga selalu melaksanakan ritual keagamaan dengan memohon kepada sang khalik( sob kepada hyang Widhi) disingkat sebagai sob Hyang ini berubah lafal menjadi subihan atau sobhian yang berarti sembayang maksudnya untuk menjauhkan mala petaka dari kehidupan mereka.
Kodrat manusia lemah tetap ada dan itu terjadi juga pada keluarga besar di Kot Rusbal. Sang kakak mengingkari janji dan aturan kehidupan sosial mereka dilanggar. Menyangkut cerita di atas dibuat dalam Ut utuk wawar ke dua demikian bunyinya :

Ru.........Nibur Ub Ngur Wang Ai Naw Yarsu Suet ntet Suet kalan bajak ntal New rat nheng Ri Bot-bot Naa Ri el Hayub.

Arti Kata

Nibur Ub : kawanan ikan terbang
Yarsu : datanglah/turunlah
Ntet : memutuskan/memusnahkan
Suet : usir
Kalan bajak : malapetaka, orang asing tidak diketahui status sosialnya
New : angin
Nheng : meniupkan atau membawa
Ri bot-bot : alang alang bercorak lain, menggambarkan darah campuran.


Pengertian : 
Semoga Tuhan menjauhkan dari bahaya yang mengancam kehidupan mereka termasuk datangnya orang orang asing sehingga terjadilah kawin campur pembauran ras dalam perkawinan anak cucu.



C. MASA KEPINDAHAN/ TERBITLAH NAMA LETSOIN


Kekuatiran akan kawin campur ini terbukti juga dengan adanya sang kakak mereka yang membuat pelanggaran sehingga ia pun tidak kembali ke Kot Rusbal sedangkan yang lain pun mengungsi dari perkampungan mereka. Cerita ini di ibaratkan dengan kisah " Tod Hanga Temar" yaitu menarik batang bambu kuning dalam keadaan sungsang atau berlawanan. Kekuasaan di serahkan kepada Mankil tadi. Salah satu adik bungsu Mankil tadi tetap menggunakan nama Kot Rusbal untuk menghidupkan sejarah ini dan tetap menjaga peninggalan mereka yaitu keluarga Rusbal yang ada di Ohoinangan sekarang. Adik Mankil itu bernama Badmas anak anak Mankil yang kami ketahui berpindah keturunannya di Ohoililir,Debut,Tam,Kur, dan Wab di Nuhuroa(kei kecil) sekarang adalah keturunan Suvat Sangrai sebagai anak tertua Mankil ada di Wab yaitu Kadtabalubun dan Kadmaerubun sedangkan keturunan Bes yaitu mereka yang ada di Debut,ohoililir, Tam dan Kur yaitu keluarga Letsoin.
Mereka ini pada saat itu mau berangkat maka ada seorang tua yang meninggal mungkin saja Bes karena yang tinggal di Ohoimel (ohoililir sekarang) diketahui bernama Rurutama disingkat Rurut dan saudara saudaranya. 
Padahal mereka sudah menyebrangi sungai yang terdapat di kaki bukit letak Kot Rusbal . Haruslah jenazah ayah mereka dikuburkan dahulu barulah mereka melanjutkan perjalanan.
Di sungai itu terdapat sebuan titian (Let) digunakan sebagai tempat penyebrangan melintasi sungai tersebut jenazah orang tua itu dimakamkan saja diseberang tepi sungai (Soin). Pusara itu selalu disebut : "Taran entub Let Soin(orang tua yang dimakamkan diujung jembatan). Bahkan mungkin mereka bertanya tanya tentang keberadaan anak cucu alamarhum di ujung Let itu " Taran entub let soin i yanan ubun naa den be?. Dari sebutan serupa dan setelah mengetahui bahwa turunan moyang itu berada di Ohoimel maka mereka di sebut "LETSOIN" hingga kini terpencar di kampung kampung yang telah disebut diatas tadi.

(Jembatan dimakamnya salah satu moyang yang di sebut "Taran entub Let soin" .. Foto: ohoinangan, 29-30 desember 2016)

Selanjutnya mereka melanjutkan perjalanan dari sungai dikaki bukit letak Kot Rusbal sampailah mereka di pantai Nguur wang (Rahareng sekarang) ke Hukun Yafroa di Ler Ohoilim mempersiapkan barang barang yang dibawa serta adalah :

☆ Vatsin Bal : Batu jangkar dari Bali yang satu namanya Kabres warnanya hitam dan biasanya dipasang di depan perahu pada saat berlayar untuk menangkal petir dan badai serta gangguan metha fisik lainnya yang satunya lagi dinamakan Mav di tempatkan di belakang perahu.(ada di debut di jaga Oleh orang Letsoin).

☆ Vat Fofan : Batu papan yang dibawa dari Kei Besar agak lebar sebagai alas tungku dalam perjalanan ke Nuhuroa( ada di debut dijaga oleh orang letsoin).
☆ Mas Tomat Waun : patung manusia yang terbuat dari emas. ( ada didebut dan dijaga oleh orang Letsoin).

☆ Mas A Roo : Gelang pusaka yang berganti warna(7 warna), disebut Roo karena seperti pelangi( ada di Wab dan dijaga oleh orang Kadtabalubun).

☆ Kursi Raja : Sebuah kursi kayu sebagai singgasana di Kot Rusbal walaupun sdh reot/ rusak namun masih tersimpan dengan baik( ada di Wab dan dijaga oleh orang Kadtabalubun).

☆ Vat Bal : Sebuah batu bwrtuliskan aksara kuno.(ada di Wab).

Perjalanan satu rombongan ini bersama dengan keluarga lainnya yang turun di pulau Dullah, kelompok ini disebut Rahan Resok. Kepada keluarga mata rumah Resok boleh menghubungi cerita saya ini dengan sejarah dan keberadaannya.
Kepindahan mereka dicetuskan dan Ut utuk Wawaar yang ke 3 bunyinya : 

" Tel.............Resan Ko Ntut Tut Kasil Karbau vut Bo lur Ro Rfea Daar Vatsif Fo i Tel o he".

Arti kata

Resan Ko : hal atau masalah kecil
Ntut Tut : mengakhiri atau memisahkan
Kasil : cicak / binatang melata
Kerbau : hewan peliharaan
Lur : menyebrang
Daar Vatsit : nama pulau Daar dan pulau vatsit

Pengertian : 

Akibat persoalan kecil menimbulkan perceraian antar saudara perjalanan pun melintas pulau Daar dan Vatsit.
Perjalanan ini terus berlanjut menyusuri teluk dan peaisir pantai melewati tanjung Nadion ( Nadjuun) dan sampailah mereka di suatu tempat penuh pasir putih sepanjang pantai. Merasa cocok mereka membuka perkampungan di situ, diberi nama "OHOIMEL" artinya desa atau kampung bangsawan.


D. KEHIDUPAN DI OHOIMEL

Untuk mencukupi kebutuhan sandang pangan maka mereka membuat kapal atau perahu perahu layar dan di jual kepulau seram,Banda dan pulau pulau Lease. Dari hasil pekerjaan itu di barter dengan harta benda seperti kain tenun, piring,keramik,lela,gong, atau gelang dan perhiasan lainnya (benda logam).
Dari perjalanan ini maka ada keluarga yang tertinggal dipulau seram ( Marga Akyuwen dan Marga Rumahsukan). Dari silsilah keturunan orang Letsoin di Debut dan Ohoililir diketahui bahwa 2 generasi di Kot Rusbal sedangkan 7 generasi bahkan ada sampai 11 generai di Ohoimel. Setelah lama kehidupan di ohoimel muncul juga pendatang baru. Sesuai dengan keinginan si pendatang baru itu dan pengaturan para tetua kampung maka ia diangkat menjadi Raja pertama di Kei kecil, bergelar Rat Songsin. Masuknya Songsin ini dibuat dalam Ut utuk Wawaar ke 4 yang berbunyi :

Faak..........Sir do ma r'ef Ning lor ersu eryoat Songsin Fo i faak o he

Arti kata

R'ef : ingin mengenal
Lor : orang banyak
Er su : datang kemari/turun ke pantai
Eryoat : ketemu

Pengertian :
Datanglah Song Sin yang sempat diselidiki kebangsawanannya lalu ia pun diterima.



E. KEPEMIMPINAN DI OHOIMEL

Dengan kelicikannya Song Sin berusaha untuk menjadi pemimpin namun oleh orang orang Letsoin di Ohoimel ia pun ditempatkan agak jauh dari perkampungan Ohoimel karena mengganggu kebebasan bertindak dan berkarya Masyarakat disitu . Mengenai hal ini dibuat dalam Ut utuk Wawaar ke 5 seperti berikut : 

" Lim........... Vun Bangsi Am Dok Dadin Fit Song O Fo Bes Su Mdok soin wahan Vav, Fi llim o he..........."


Arti kata

Bangsi : ketinggian
Dafin Fit : lapis tujuh

Pengertian :

Kami orang bangsawan telah lama di tempat ini sampai generasi ke tujuh jika tentukan kuasamu maka tempat mu di ujung sana. Terdapat banyak cerita atau kisah yang terjadi di zaman kepemimpinan Song sin, lebih banyak membawa penderitaan masyarakat. Inilah salah satu sebab musabab keturunan Rurut orang Letsoin itu bernama Sak dan Tarohoi saat menjual hasil karya mereka ke pulau Seram dan sekitarnya setelah kembali memutuskan untuk tinggal di Tam dan Kur bersama keluarga mereka. Kepindahan dua keluarga ini dikisahkan dalam Ut utuk Wawaar ke 6 sebagai berikut :

"Nean...........Tom do enham it ru mor seran kuas yaab war u..............it hoba mav taha val hi wai wai ar nga vur. Ma ensar wear............. wear mor dadim entok mang te entok lestar muastar ohoi en ru".

Pengertian

Terkisahlah bahwa sekembali dari rantau kedua bersaudara yaitu Sak dan Tarohoi karena kehabisan bekal air maka memutuskan untuk tinggal dan membangun dua kampung disana. Wear mor dadim itu adalah air yang berasal dari sebuah sumur yang ada di Ohoililir sekarang.
Setelah 2 keluarga tertinggal di Kur dan Tam maka sudah barang tentu mengurangi jumlah penduduk di ohoimel. Apalagi meninggalnya 2 saudara kandung yakni Tuvle dan Vatsibit(ini nama nama pada generasi ke 7).
Tuvle mati bujang dan Vatsibit mati dengan meninggalkan seorang istri yang sedang mengandung dan 2 orang putra yang masih kecil. Nama istrinya "DIT SERNAD" dari keluarga kapitan Rakbau. Kematian ini akibat ulah Song sin penguasa Ohoimel saat itu. Oleh karena itu ia pun di bunuh dan dilemparkan kedalam gua berlubang yang sangat dalam oleh keluarga Letsoin yang lain namanya yaitu Kalik dan Yabtaw mungkin saja bukan mereka tetapi turunan dari keluarga orang ini yang melakukannya. Setelah peristiwa pembunuhan itu maka ke 2 keluarga ini pergi meninggalkan Ohoimel dan mencari pemukiman yang baru di tempat yang namanya Ohoikoran(sebelah timur debut sekarang). Tersisa di Ohoimel adalah Manut(Tamanut) saudara kembar Vatsibit ditambah dengan rombongan keturunan Suvat Sangrai serta Dit Sernad dan kedua anaknya ditambah dengan hamba sahaya.
Songsin wafat dan jenazahnya dibuang didalam goa yang tidak diketahui dalamnya oleh karenA itu orang menyebutnya Vaan Famaan. Goa ini terletak disebelah utara ohoililir sekarang. Keluarga raja ketakutan lalu melarikan diri kepulau seram bersama seoranh putra raja bernama Yareng.
Dit Sernad yang menjanda tidak mungkin menggantungkan hidupnya kepada Tamanut kakak iparnya secara terus menerus. Ia memutuskan untuk pergi meninggalkan Ohoimel mengikuti jejak sanank saudaranya yang lain yaitu Kalik dan Yabtaw.

(Lubang tempat dibuangnya Raja Songsin)
(Tampak dari luar lubang Raja Songsin)

F. PERLOMBAAN PULAU PULAU KECIL


Untuk lebih jelas bahwa pulau pulau kecil yang ada di pesisir barat itu sudah dijelajahi oleh keluarga Letsoin pada saat mendiami Ohoimel. Karena belum ada seorangpun dipesisir itu sehingga pulau pulau itu sudah menjadi milik sebelum perlombaan dilakukan.
Namun baiklah kita ikuti perjalanan Dit Sernad ke Ohoikoran, lalu melakukan perlombaan sampai iadi juluki Te Vat Sian atau Te Debuut.

Terkisahlah bahwa Dit Sernad (nama asli Te Debuut) setelah mengemasi barang barang bawaanya ia pun berangkay menyusuri pesisir pantai dengan hanya menggunakan rakit (leleu). Tak lupa ia membawa Vatsin Bal dan Vat Fofan yang dibawa oleh moyang suaminya dari Bali dan nuhu Yuut. Benda pusaka Mas Tomat Waun dan harta benda milik mendiang suaminya dibawa serta. Keberangkatan mereka terdiri dari Dit Sernad sendiri dan kedua putranya ditambah dengan para hamba sahaya(Ngov dan Savoan). Walau dalam keadaan mengandung ia hanya berbekal semangat dan tekad menyusuri pantai menuju ke arah selatan dari Ohoimel. Sesampainya di tempat yang pada waktu itu dinamai Ngur Efruan mereka berpaspasan dengan ibu setengah baya bersama anaknya sedang memeti. Ke dua orang perempuan itu saling menyapa; nenek atau ibu setengah baya itu diketahui bernama Te Kilmanut. Tempat tinggalnya jauh disebuah bukit yang disebut orang sebagai Vu'ar Kilyew Kilmanut. Ia bertanya kepada Dit Sernad tentang siapa pemilik pulau pulau kecil yang berjajar didepan mata ini dan apakah sudah ada orang yang mendiami pulau tersebut. Dit Sernad merahasiakan dirinya sebagai pemilik pulau pulau itu lalu mengajak Te Kilmanutuntuk membuat perlombaan merebut pulau pulau itu. Secara logika tidak mungkin Dit Sernad memenangkan perlombaan ini karena alat yang digunakan adalah rakit (leleu) sedangkan Te Kilmanut menggunakan sampan. Singkat kata perjanjian dibuat bahwa barang siapa yang duluan sampai dan memenangkan perlombaan ini maka dia lah yang akan menjadi pemiliknya. Aba aba dayung sudah dikumandankan. Terdengar arah Te Kilmanut komando " Mheve vi Vuur" yang artinya dayung trus jangan putus putus sehingga dayung tertanam dalam air sehingga menimbulkan buih. Mendengar komando itu Dit Sernad mengomandoi para hambanya "Mvehe Buut..........." yang artinya teruslah mendayung tetap membuntuti di belakang agar tidak terlepas dari Te Kilmanut. Merasa air semakin dalam dan ia tertinggal jauh di belakang Dit Sernad pun tersenyum senyum sambil berdiri memegang galah atau tokong ditangannya ia pun menunjuk pulau itu satu demi satu dan ia berteriak " Ning rak en i, ning rak en i..... hingga tidak adalagi yg tersisa dari pandangannya. Mendengar teriakan itu Te Kilmanut pun berhenti mendayung karena pada akhirnya ia mengetahui bahwa pulau pulau kecil itu sudah menjadi Milik keluarga Dit Sernad sebelum perlombaan diselenggarakan. Karena merasa tertipu ia menyebut Dit Sernad sebagai Te Vat Sian. Mulai saat itu Dit Sernad di juluki Te Debuut. Sebagai penghargaan atas perlombaan tersebut maka 1 buah pulau diberikan kepada Te Kilmanut yang di juluki Te Vivuur sebagai imbalan atas peminjaman kulit lokan jebis siput Vollute Olle dalam bahasa lokalnya Yeer kepada Te Debuut untuk mengeluarkan air dari dalam perahu, padahal yang digunakan itu rakit bulanlah perahu. Kadang kadang kita merasa aneh mendengar kisah seperti ini namun ternyata ada unsur humor atau guyonan. Kita sendiri tidak paham akan makna dari cerita peminjaman kulit lokan itu tapi begitulah terbukti dengan nama pulau yang dimiliki atau dimenangkan oleh Te Debuut tersisa 15 buah adanya dan biasa di sebut orang pada saat itu YAN RAS VUT LIM. (Yan Ras : anak pulau,pulau kecil; Vut : sepuluh; Lim : lima). Secara harafia diterjemahkan menjadi anak daratan sepuluh lima.
Lalu ia menyanyikan sebuah nyanyian untuk menyatakan kepada Te Kilmanut bahwa pulau pulau itu sudah menjadi milik keluarga suaminya sejak mendiami Ohoimel, kebiasaan mereka jika melaut, tempat yang mereka singgahi adalah Ohoiwa dan hasilnya melimpah bak cengkeh dan pala. Dan untuk mengetahui bahwa pulau pulau itu sudah menjadi miliknya maka ia pun menyanyikan lagu lagu kepemilikan itu; nyanyian dan perlombaan pada saat itu dianggap bentuk publikasi kepada orang lain.
Syair nyanyiannya sebagai berikut :

" met Ohoiwa fek Ba I Kor Am mehe mam o
Am mehe mam Yan ras vut lim.......... am mehe mam ooo........

Lagu ini setelah orang Letsoin bergabung dengan 4 marga lain membentuk kampung Debut maka syair lagu ini berubah menjadi : 

" Met Ohoiwa fe Ba I Kor Debut mehe ning o
Debut mehe ning yan ras vut lim............. Debut mehe ning oo......"


Ia (Te Debuut) bersama seisi rakit melanjutkan perjalanan mencari keluarga Kalik dan Yabtaw. Bertemulah mereka di Ohoikoran dengan begitu mudah karena perahu mereka ditambatkan di tepi pantai. 
Batu jangkar dan batu papan bawaan mereka diletakan kedarat dan disimpan baik baik ditempatnya sebagai simbol KEPEMILIKAN YANG SAH TERHADAP YAN RAS VUT LIM & PENGUASAAN ATAS TANAH DARATAN TEMPAT MEREKA BERDIAM DAN BERKARYA. Itulah Mav dan Kabres nama dua buah batu jangkar yang dibawa dari Bali ke Nuhu Yuut terus je Ohoimel dan kini berada di suatu perkampungan yang belum jelas namanya. Mav sendiri berarti dari luar atau dari tempat yang jauh sedangkan Kabres terdiri dari Kab dan Res. Asal kata Kab sendiri adalah kaba artinya Kapal sedangkan Res artinya memecah belah ombak. Kabres ditaruh didepan kapal atatu perahu layar untuk menahan segala macam ancaman seperti angin,badai,kilat dan atau petir.

Te Debuut serta kedua putranya Faliw Lakur dan kari serta para sahaya telah tiba di Ohoikoran bertemu dan berkumpul bersama dengan keluarga Kalik dan Yabtaw saudara iparnya. Singkat cerita bahwa setelah tinggal disitu maka ia melahirkan seorang putri yang diberi nama Luun yang artinya Air Mata. Setelah dewasa Luun atau Dit Koran kawin dengan Karkurat Esau, dialah tuan Tanah Dian, namun sampai tua ia tidak mendapatkan keturunan sehingga punah keturunan Karkurat Esau.


G. MASALAH PERTAMBAHAN PENDUDUK

Tercatat sebagai pendatang pertama di tempat itu adalah keluarga Kalik dan Yabtaw, menyusul Te Debuut dan anak anaknya karena keturunan Kalik dan Yabtaw punah sehingga Te Debuut dan kedua putranya beserta keturunannya orang yang dipandang sebagi pendatang pertama.
Kemudian masuklah keluarga Kanarubun dari Tanlain Kabloat (daerah sekitar Kolser) sebagai pendatang ke dua setelah Te Debuut. Kedua keluarga ini mulai menata kehidupan kelompoknya bahwa sebagai penerima tamu asalah Kanarubun jika masuk pendatang berikutnya, sedangkan orang orang Letsoin sebagai pelaksana adat penerimaan. Biasanya untuk kedua tugas dan fungsi ini disebut Sung F'yaf, upacara penerimaan tamu ini dilakukan dengan cara menyuruh si pendatang baru ituberdiri diatas batu papan yang dibawah serta dari Kei Besar itu lalu diberikan mas Tomat Waun untuk dihormati konon menurut orang tua tua bahwa mas itu biasa menentukan strata mana atau golongan mana orang tersebut. Datang lagi orang orang Rawul sebagai pendatang ketiga pada saat itu maka telah berkumpul kembali dengan sisa orang Letsoin dan keturunan Suvat Sangrai dari Ohoimel. Upacara adat Sung F'yaf berlaku juga bagi anak cucu Te Masbait dari vuar Kelanit.
Serta dua bersaudara Umar dan Usman. Umar kawin di situ dan keturunannya adalah Fofid di Ngilngof, sedangkan Usman melanjutkan perjalanannya ke Taar dan terus ke Elat. Itulah keluarga Takartutun di Elat.
Umar dan Usman yang terdampar di pulau bair Ohoimas kemudian melanjuykan pelayarannya dan singgah di salah satu pulau di Nuhu Yan Ras Vut Lim, orang orang pada jaman itu pergi jesana dab mengantar mereka ke kampung. Untuk kedua saudara ini ada sebuah Baut Etnanit yang mengisahkan keberadaannya : 

" Wi yo we wo yo he.....................
Ingris te avlad o.......avlad fo dikin
Am fo mdok wear o......wi yo....wi yo.......
Am fok su mtut naa bair ohoimas
Mang be er horak am am fo hirir
Ne hir rir do am amam............"

Setelah kehidupan berjalan dari hari ke hari,tahun ke tahun maka terjadi suatu ikatan persaudaraan dari seorang pemuda Letsoin dengan pemuda kampung Evu, pergaulan ini mengisahkan banyak perbuatan yang lucu sehingga keduanya sepakat mengangkat pela persaudaraan.
Tentang hal ini dibuat Ut utuk Wawaar ke 7 yang berbunyi :

"Enfit......Bel awy fel tuvlw tua orlim fo suratmav ohe"

Kembali kepada keluarga besar di ohoiren Ohoikoran karena satu dan lain hal yang terjadi yang menimpa keluarga anak cucu Te Mas Bait sehingga mereka pergi meninggalkan kelompok kehidupan di Ohoiren Ohoikoran. Kepergian mereka di bekali atau di sebudengan Kepergian mereka di sertadengan 5 buah pulau atau kesi dan disertai nyanyian atau Ut Utuk Wawaar yang ke 8 sebagai berikut :

"Enwaw...........enwaw yaan ko ro tuu dail lil nloi nil nuhtel tod en lim rat mdok tob taibas......"

Makna : 

Kepegian saudara ke perairan dengan mengikut sertakan 5 buah pulau, pulau pulau itu dimaksud adalah Liik,Tarwa,Labilin, Waha dan Nuhu mantean atau Warbal sekarang. Tentang kepemilikan 5 pulau itu masih terdapat kisah panjang namun kita lewatkan saja.
Dengan diserahkannya 5 pulau (Nuhu Yan Lim) maka tersisa 10 buah pulau( Nuhu Vut) yaitu Ohoiwa,Ohoitir,Nuhukahai(vatuk mas), Nai,Hoat,Farkikur,Amut,Lea,Tangwain dan Nura.
Tercatat lagi bahwa terjadi suatu persoalan dalam keluarga membuat keturunan Suvat Sangrai yang bernama Kad pergi meninggalkan kelompok besar Letsoin yang selalu bersama sama sejak dari Kot Rusbal (Nuhu Yuut) hingga ke Ohoumel sampai di Ohoiren Ohoikoran. Perjalanan menuju ke selatan Nuhu Roa, akhirnya tiba di Somlain. Namun mereka tidak menetap di situ melainkan melanjutkan perjalanan kearah utara lagi akhirnya diminta oleh beberapa keluarga di Wab untuk tinggal bersama sama disana. Itulah sebabnya ada keluarga Kadtabalubun dan Kadmaerubun di Wab sana.
Tentan perceraian ini dibuat Ut Utuk Wawaar ke 9 perjalanan orang Letsoin sebagai berikut: 

"Ensiw..........Ensiw yew Sorbai yew Lor Vuttel Mtuak Kad Rat erdok Soin wahan rat ndok rehe fo ernat.........."

Dengan perginya kelurga Kad, keluarga anak cucu Te Masbait, Keluarga Usman, maka tinggal lagi sedikit orang. Di Dian pun sudah bertambah banyak penduduk maka atas pengaturan bersama orang Jamlean keturunan adik Dating dan menetap sebagai pendatang ke 4. KemudianOhoiwutun secara keseluruhan menjadi pendatang ke 5. Dalam masa masa itu terjadi peristiwa peristiwa bersejarah lainnya seperti Fuun Lor Ifak, Fuun Sum Ngiar sum Ngmetan, vardangil Vut Tel naa Fu dan lain lain.
Namun itu hanya merupakan tambahan dalam proses sejarah menuju Debut sekarang ini, pada saat itu orang orang Letsoin masih mengatur segala gala menyangkut kehidupan masyarakat dalam persekutuan kelompok itu, termasuk pengambilan hasil laut di nuhu vut seiring pertambahan penduduk dalam kelompok maupun diluar kelompok ini yaitu dikampung sekitar lainnya. 
Orang orang Letsoin yang ada sudah beranak pinak sehingga untuk memudahkan penataan kampung maka setiap keturunan diberikan diberikan fungsi fungsi pengaturan zebagai berikut :

1. Keturunan Kalik disebut Letsoin Kalikubun.
Keturunan ini sebenarnya difungsikansebagai pengatur tentang hal hal baik dalam kelompok besarnya atau kampung termasuk mengatur petuanan laut dan Nuhu Vut namun karen keturunan ini punah sehingga fungsi beralih ke keturunan Teubun Ub Yaan.

2. Keturunan Yabtaw disebut Letsoin Yabtawubun.
Keturunan ini berfungai mengawasi dan mengatur tentang segala persoalan mengenai tanah daratan (petuanan darat). Ternyata tturunan ini juga punah sehingga kewenangannya beralih ke Letsoin Teubun ub warin.
3. Keturunan Tamanut disebut Letsoin Manutubun
Karena kehadirannya di kampung ohoiren ohoikoran setelah pembagian fungsi dan wewenang telah selesai (11 generasi di Ohoimel) dimana segala segala hal mengenai pengaturan funsi dan wewenang sudah berjalan sehingga kewenangannya hanya sebatas pengawasan batu jangkar Kabres yaitu Toar Taroman untuk kehidupan dalam kampung selalu aman. Dari keempat Ub ini mereka pendatang terakhir di Ohoikoran/ Ohoiren.
Turunan Te Debuut di sebut Letsoin Teubun.
Turunan ini karena menganggap dirinya pendatang ke 2 setelah Kalik dan Yabtaw dan apalagi turunan kedua orang ini sudah punah sehingga penjagaan didarat maupun di Nuhu Vut dipegang oleh mereka.
Pengaturan Nuhu Vut di pegang oleh mereka.
Keturunan Letsoin Teubun pun dibagi dua berdasarkan kedua putra Te Debuut sehingga pengaturan nuhu Vut diserahkan kepada adiknya yaitu Kari yanan ubun untuk menggantikan kewenangan Letsoin Kalikubun. Namun bukan pengaturan sesuka hati tetapi melalui fangnanan dari kakaknya.
Pengaturan petuanan daratan diatur oleh Letaoin Teubun yang kakak yaitu Faliw Lakur Yanan Ubun menggantikan fungsi wan wewenang Letsoin Yabtawubun termasuk didalamnya kepemimpinan ohoinuhu.
Dengan masuknya berturut turut marga atau faam Kanarubun,Rawul,Ohoiwutun dan Jamlean maka terjadilah proses pemikiran yang berkembang untuk membangun suatu persekutuan hidup orang yang disebut Ohoi.

H.OHOI DEBUT

Seperti kebiasaan pada umumnya yang terjadi pada kelompok-kelompok lain di suatu tempat setiap pagi atau malam api unggun dipasang untuk memanaskan badan dari udara lembab atau dingin(rafroran). Pada moment seperti itu selalu saja ada rencana-rencana baru yang dibuat untuk kepentingan kelompoknya.
Singkat cerita bahwa orang-orang ini dari kelima marga yang ada sepakat untuk membangun sebuah ohoi sebagai tempat pemukiman yang permanen. Pilihan itu jatuh pada Debut sesuai nama Te Debuut sekaligus berhubungan dengan perlombaan yang menghasilkan kepemilikan yang sah atas Nuhu Yan Ran Vut Lim yang kini menjadi Nuhu Vut. Kesepakatan lain adalah seperti terurai dibawah ini : 
Nama julukan : Debu Yaf Lim
Nama Woma : It Nguur Laumel
Nama Pesisir pantai(tubur) : Vat Barlau
Nama Air Laut(Nam) : Nam Sir Tede
Nama Pintu (Fid) : Fid Af Lor
Nama tanggga : tidak ada karena kampung datar.
Nama kaum Perempuan (vat-vat) : (Dit Mormas El
Nama kaum Lelaki (Branran) : Tuvle Niv Mav)
Namq perahu Belan : Tahli berubah menjadi Tahli Sarwod karena ada hubungan cwrita dengan Faan.

Nama-nama mata rumah : 

♡. Mata Rumah Letsoin : Rahan Resok

☆Mata Rumah Ohoiwutun : Rahan Relob

☆Mata Rumah Kanarubun dan Rawul : Rahan Bal
☆. Mata Rumah Jamlean : Rahan Fawe


Sebenarnya faam-faam yangvtelah bergabung dengan Faam Letsoin memiliki julukan atay penamaan kyas menyangkut kampung asalnya namun semuanya hanya merupakan sejarah dengan penamaan khas seperti tertulis diatas. Jika ada nama-nama lain atau ucapan tidak benar maka itu sudah merupakan penambahan secara sepihak. 
Pembagian fungsi dan wewenang maaing-masing faam dikampung Debut sebagai berikut :

☆Faam Letsoin : sebagai tuan tanah sekaligus mitu duan, mengatur petuanan darat maupun laut sekaligus menunjuk orang-orang yang menduduki fungsi pemerintahan adat.

☆Faam Jamlean : ditunjuk sebagai pemegang pucuk pemerintahan adat. Tugas ini dapat dicabut apabila terjadi pelanggaran yang merugikan hajat hidup orang banyak.

☆Faam Ohoiwutun : Sebagai juru runding. Diberikan penghormatan untuk bersama-sama dengan Ub Letsoin tertentu membuka sasi di perairan Nuhu Vut(Watil Mas).

☆Faam Kanarubun : pengambil kebijakan dalam menerima tamu baik yang sementara maupun menetap. Istilah adatnya "Sung".

☆Faam Rawul : Karena pada saat itu jumlah mereka sedikit sehingga mereka bergabung dengan Kanarubun.

Setelah pengaturan dalam kampung telah rampung maka kepada seluruh penduduk diwajibkan untuk menjaga dan memelihara pusaka kampung termasuk mengawasi dan mengamankan milik petuanan nuhu Vut, yang dinyanyikan kembali dari Ut utuk ke 10 perjalanan orang Letsoin yaitu : 

"Envut..............envut jaring bes Tuvle Nifmav
Tuvle rvehe yal yanras vut lim
(Ditambahkan ayat penutup)
Vut rak val he maa wi wa yo he................
Wai bibun Bes Ngil-ngil ndok it nguur laumel wa ho ho................."

Arti kata
Jaring Bes : pengaman
Tuvle Nifmav : Julukan kaum lelaki 
Rvehe yal : Bardayung mengintari atau mengelilingi
Wai bibun : Hasil Laut
Bes : pemilik
Ngil-ngil : Bukti Penguasa atau pengaturan
Endok : Berkedudukan
It Ngur Laumel : Debut

Ut utuk Wawaar ke 10 ini adalah kunci kepemilikan Yan Ras Vut Lim yang menjadi Nuhu Vut. Dimana bukti peninggalan dan pengaturan fungsi atau wewenanh hanya terjadi di Debut. Pengaturan tentang Hak Makankarena hubungan emosional baik tapi perkawinan maupun karena hubungan sejarah yang mengikat sudah berjalan dengan baik hanya pada saat kepemimpinan sang pemilik terdahulu (Duan Utin).
Salah satu contoh yaitu : penunjukan terhadap keluarga yang mengawas Nuhu Vut(wak-wak) dipercayakan kepada Ngilohoiru bukan kepada faam tertentu hal ini dimaksudkan agar memberi kesempatan kepada warga lain untuk memperoleh hak pemanfaatan serta melaksanakan tugas pengintaian.

Mengenai hal ini simak Ut Utuk Wawaar untuk wak-wak

"Yaf kob-kob naa nuhu yan ras vut lim
Ngelwaw kut sun nsov
Yaf lobo nmat o.............yaf lobo nmat o

Tai voar wil naa yai ohoiru 
Wil nat yai o........ wil nat yai o.............."

Hak kepemilikan ada di Debut dsn pengaturan ada di Faam atau marga Letsoin Khususnya Letsoin Teubun hal ini terjasi pada saat kepemimpinan generasi Letsoin terdahulu dimana pengaturan hanya oleh orang Letsoin dengan pemerintah Ohoi dan dinikmati oleh seluruh warga kampung tetangga baik Ngil ohoiru maupun Dian,Tetoat,Letvuan,Ewu dan Wab. Karena pengaturan yang adil dan bijaksana membawa berkah dan kedamaian. Orang-orang Letsoin yang melaksanakan upacara tutup ataupun buka sasi sejak generasi terdahulu selalu dilaksanakan di Ohoiwa oleh Ub dari Letsoin Teubun yang sudah di tunjuk. Bahkan kepemimpinan 2 orang Kai Debut tersebut dari tahun 2010 sampai dengan 1943 yaitu Dumat letsoin dan Morsin Letsoin selalu mengikuti arah dan petunjuk para leluhur sehingga aman senantiasa. Terdapat juga Ut utuk wawaar untuk mengantar persembahan ke tempatnya di Ohoiwa pada saat menutup atau membuka sasi :

" Yal lalair lair vovo,lair, mas vovo
Hol-hol tuun, tuun ngil-ngil
Tuun oh ngil-ngil

(Diam sejenak)
Tuun ovel velan ya wa
Vat ya wa.........sor-sor ti o..........
Taha yeam mel balit sor ti.......ti........"


Si pembawa persembahan membungkuk selama lagu dinyanyikan setelah lagu berhenti ia mengeluarkan suara meniru kokok ayam jantan lalu bahan persembahan diantarkan ketempatnya). 



❤sekian dan terima kasih semoga bermanfaat bagi kita semua❤

Minggu, 07 September 2014

Senin, 26 Mei 2014

Menghilangkan bintik hitam diwajah secara alami

Cara ampuh menghilangkan bintik hitam di wajah secara alami


Bintik hitam atau black spot merupakan salah satu dari tanda penuaan dini . Dengan adanya bintik hitam diwajah membuat kita tidak percaya diri. Daerah bintik hitam yang biasanya sering muncul adalah di sekitar wajah, leher, atau pada daerah tubuh tertentu lainnya. Selain sangat mempengaruhi performa kita, noda hitam juga bisa mengurangi rasa percaya diri. Itu disebabkan karena noda hitam yang sudah terlanjur muncul pada tubuh kita akan membutuhkan waktu yang lama untuk menghilangkannya.

Pasti semua orang menginkan wajahnya bebas dari flek hitam, kusam, kering, Menghilangkan flek-flek ini juga pastinya anda tidak ingin kulit wajah malah menjadi rusak. Sebenarnya banyak sekali cream yang dijual dipasaran kosmetik, namun tentunya dengan menggunkan cream yang berbahan kimia, kita juga akan di hadapkan dengan bahaya yang ditimbulkannya, nah jika anda ingin menghilangkan flek hitam diwajah dengan alami baca cara berikut.


◢Menghilangkan Flek hitam Dengan Menggunakan Putih Telur .

Cara pemakaiannya: siapakan telur ayam kemudian tuang telur kedalam wadah dan ambil putihnya saja, langkah selanjutnya siapakan kapas secukupnya kemudian celupkan kapas tadi kedalam cairan putih telur ayam. Bubuhkan kapas yang sudah terlumuri putih telur kewajah dengan merata, utamakan pada bagian wajah yang terdapat flek hitam .kemudian diamkan lulur putih telur tadi hingga beberapa menit atau tunggu sampai masker putih telur kering. Basuh dengan air bersih dan lap dengan lap kering, lakukan tips menghilangkan flek hitam diwajah diatas minimal seminggu 3 kali.


◢Menghilangkan flek hitam menggunakan masker lidah buaya.

Lidah buaya, tubuhan ini selain digunakan untuk membuat rambut kuat dan menyehatkan kulit , ternyata juga mempunyai fungsi yang sama baiknya jika digunkan untuk menghilngkan flek hitam di wajah . Cara pembuatan lidah buaya sebagai masker wajah juga tak begitu sulit, hanya harus memarut sampai halus kemudian dicampur dengan minyak zaitun, kemudian aduk jadi satu hingga benar-benar tercampur.
Langkah selanjutnya bubuhkan masker kewajah hingga merata dan diamkan hingga masker agak mengering atau kurang lebih 5 menit. Setelah itu anda bisa membasuhnya dengan air bersih.


◢Menghilangkan Flek hitam Menggunakan Mentimun.

Cara pemakaiannya: ambil kulit mentimun secukupnya kemudian gosokkan pada bagian wajah yang terdapat bercak noda flek hitam nya. Sehingga bercak flek akan hilang. Buah Mentimun ternyata mempunyai kandungan silika, yaitu kandungan zat kolagen yang berfungsi untuk mencerahkan kulit wajah. Caranya cukup mudah hanya dengan mengkonsumsi buah mentimun yang belum dikupas sebagai lalapan makan sehingga kulit akan terlihat lebih kencang.


Demikian ulasan tentang Cara ampuh menghilangkan bintik hitam diwajah secara alami.

Bahan alami yang digunakan tentu lebih aman dari pada menggunakan bahan kimia karena terdapat efek samping bagi kesehatan kulit wajah yang tidak cocok.

Selasa, 25 Maret 2014

Wisata Alam Maluku Tenggara




1. Pantai Pasir Panjang







Pantai Pasir Panjang yang berada di desa Ngilngof, Tual Maluku Tenggara merupakan pantai yang sangat menakjubkan dengan pasir putihnya yang sangat panjang dan lembut menyerupai tepung itu membuat mata tak tahan melihatnya disiang hari karena memancarkan cahaya yang menyilaukan. Dan tak heran pasir panjang merupakan salah satu pasir terhalus ke 2 di dunia setelah hawai...

2. Pantai Ngur Sarnadan









Pantai ini berada di desa Ohoililir. Pantai yang tenang dan sejuk dengan banyaknya pepohonan ditepian pantai..
disepanjang garis pantai terhampar pasir putih selalu ada deburan ombak menghempas yang diikuti oleh suara – suara angin bersiul menjawabnya, disepanjang pantai berjejer pohon kelapa yang melambaikan selamat datang bagi pengunjungnya.

3. Pantai OhiderTavun






Ohoidertavun merupakan pantai berpasir putih panjang yang terletak di Desa Ohoidertawun, sekitar 12 Km atau 20 menit berkendara dari Tual. Di sini juga terdapat Gua kuno Ohoidertavun yang berada pada ketinggian sekitar 15 meter dari permukaan laut di Kei Kecil. Di dalam Gua tersebut ditemukan sebuah meja Batu. Dan di sekitar gua kuno ini ditemukan dinding batu sepanjang 200 meter yang terukir apik dengan beragam gambar dan lukisan/tulisan kuno. Lukisan kuno yang terpajang di dinding goa Ohoidertavun menggambarkan beragam kehidupan masyarakat di masa lampau dalam kaitannya dengan alam sekitarnya seperti matahari, bulan, dan bintang, serta perahu Sawai..




4. Air Goa Hawang





Terletak di desa Letvuan  sekitar 15 Km dari Langgur. Di goa ini ada kolam dengan air yang bening. Konon, menurut legenda lokal, batu_batu besar yang ada dalam goa adalah penjelmaan laki-laki yang memegang tombak dan dua anjingnya. Laki-laki itu berubah jadi batu setelah menyumpahi air di dalam goa yang rasanya pahit saat diminum. Sampai akhirnya air itu menjadi tawar.

5. Pantai Ngurtafur


Terletak di Pulau Wab

6. Pulau Kapal









Pulau Kapal terletak di Desa Sathen, berjarak 7 Km dari Kota Tual. Pulau Kapal merupakan pulau kecil yang menyerupai sebuah kapal dan dapat dilihat dalam jarak 300 M dari desa. Dipercaya bahwa kapal ini adalah kapal milik leluhur mereka, orang Bali yang  berubah menjadi batu. Pulau tersebut menjadi tempat bagi habitat kelelawar. Pada bagian sisi kirinya terdapat batu yang menyerupai sekoci. Lokasi di depan Pulau Kapal sangat ideal untuk kegiatan snorkeling, laut yang kaya akan terumbu karang yang indah dan berair biru yang jernih.

7. Pantai Daftel






Pantai ini terletak di desa Ler Ohoilim disebelah barat Kei Besar dapat ditempuh dalam waktu 10 menit dari Elat dengan kendaraan Darat. Pemandangan yang indah dengan ombak yang besar menjadi tempat reksreasi yang sangat menyenangkan.

8. Pantai Ngadi





9. Pantai Difur



Terletak di desa Labetawi

10. Taman Ziarah







Terletak di Desa Langgur yang merupakan salh satu tempat wisata Rohani Katolik di Kepulauan Kei ini

Desa Ohoililir Pantai Ngur Sarnadan



DESA OHOILILIR


Address: Desa Ohoililir, Langgur, Maluku Tenggara. Kordinat GPS: 6° 20' 54" south, 132° 38' 54" west.


Another villages around Ohoililir.
• Debut  ( 7 Km )

• Long Beach  ( 1.7 Km )

• Ngilngof  ( 3 Km )

• Langgur  ( 9.3 Km )

• Dumatubun Langgur Airport  ( 9.2 Km )

• Pelabuhan Tual  ( 11.9 Km )



Tak Harus mahal-mahal ke Pantai Kuta Bali kalau hanya ingin berjemur. Ke Pantai Ohoililir saja sudah bisa berjemur namun dengan suasana yang lebih asri.

Pantai Ohoililir adalah salah satu tempat Rekreasi favorit selain Pasir Panjang, Oheidertavun, divur, dll.
Suasana pantai ini sangat alami. Bibir pantai dihiasi Tumbuhan Kelapa dan gubuk-gubuk beratap daun kering. Hempasan ombak memantulkan warna biru menandai air laut yang belum tercemar.
Ohoililir tidak menawarkan hal-hal klise seperti beach cafe dan cottage mewah, tetapi sebuah kedekatan dengan alam.

( Sii Frank Pius lagii makan Enbal Lope n Ikan Bakar,, Bagii dunk.. Ckckckkkk :p )

Capek berkeliling, mandi laut atau main bola di pasir putih, maka istirahatlah. Gubuk-gubuk yang di tepi pantai biasanya digunakan penduduk untuk menjual makanan dan minuman (kelapa muda, gorengan pisang, ubi, ikan bakar,enbal (makanan khas Kei) dll) yang sekiranya cukup untuk melepas lapar dan dahaga.


Disediakan juga tempat duduk yang disusun dari bambu untuk tempat ngobrol dan menikmati sejuknya angin pantai. Kalau senja tiba, tengoklah ke barat untuk menyaksikan Sunset..

Juga menyediakan beberapa fasilitas Villa kecil bila ada yang ingin menginap. Disini pantai tenang, sangat menyenangkan. Jadi tidak salah disukai beberapa turis yg pernah datang.


Koleksi Foto-Foto::

with friend:: Eckym, Nine, Onna, Dini, Ditha, Anto)


Gifoo maniaaa... Ahahahahhaaaaa )

 (Pondok-pondok untuk bersantaaiiiii)

(Sejuuukkkk.....)

(ada yang nyangkut di atas Pohoonn.. Wkwkwk :p )

(Manyasaal apa Mas Antooo??? )

(Foto di Ujung pantai Ohoililir)